Pengertian dan Ciri Saham Undervalue Layak di Beli



Apa Itu Saham Undervalue

Saham undervalue adalah saham yang diperdagangkan di bursa dengan harga yang lebih rendah dari nilai wajar atau nilai intrinsiknya. Nilai wajar saham dapat dihitung berdasarkan kinerja keuangan perusahaan, prospek masa depan, dividen yang dibayarkan, aset, maupun faktor lain yang dapat memengaruhi harga saham.

Saham undervalue dapat terjadi karena beberapa alasan, seperti kondisi pasar yang sedang lesu, ketidakpastian di industri tertentu, kinerja perusahaan yang buruk, atau ketidakmampuan pasar untuk memperkirakan potensi pertumbuhan di masa depan.

Namun, harga saham undervalue tidak selalu menunjukkan bahwa saham tersebut adalah investasi yang menguntungkan. Sebelum membeli saham undervalue, investor harus melakukan analisis fundamental untuk memastikan bahwa perusahaan memiliki potensi untuk tumbuh dan menghasilkan laba di masa depan.

Ciri-Ciri Saham Undervalue

Saham undervalue atau saham yang diperdagangkan di bawah nilai atau harga intrinsiknya memiliki beberapa ciri-ciri, Sebagai Berikut:

1. Harga saham rendah dibandingkan dengan aset perusahaan

Saham-saham undervalue biasanya memiliki ciri diperdagangkan dengan harga yang lebih rendah dibandingkan dengan nilai aset perusahaan, seperti nilai buku atau nilai likuidasi. Dan biasanya di saham-saham yang masih undervalue terdapat asset yang tersembunyi. Jika kamu bisa menemukan dan menganalisa suatu asset tersebut maka potensi saham naik sangat tinggi.

Itu dikarenakan asset yang tersembunyi tersebut tidak terdaftar pada laporan keuangan maupun di prospek bisnis. Contoh ada ada sebuah brand maupun pabrik yang sangat laris di pasaran dan ternyata brand tersebut dimiliki oleh emiten yang berada di bursa. Tapi tidak terdaftar di laporan perusahaan hal tersebut menjadi hidden asset yang dapat menyumbang laba bagi emiten tadi.

2. Rasio harga ke laba rendah 

Saham undervalue juga biasanya memiliki rasio hargake laba yang lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata industri atau perusahaan sejenis. Maka perlunya membandingkan beberapa emiten dengan emiten lain itu sangat penting untuk mengetahui perusahaan yang bagus di salah satu sektor saham.

3. Dividen yang tinggi

Perusahaan yang menghasilkan keuntungan tetapi sahamnya diperdagangkan di bawah nilai intrinsiknya. Seringkali suatu emiten saham memberikan dividen yang tinggi sebagai cara untuk menarik minat investor dan menjaga stabilitas harga saham. Hal tersebut bisa dikatakan baik dan buruk, Hal baiknya investor jadi lebih percaya menaruh uangnya di emiten tersebut.

Tapi hal buruknya juga ada, Jika suatu emiten memberikan deviden yang besar padahal margin keuntungan perusahaan tersebut sedikit. Hal tersebut dapat membebankan keuangan dari suatu emiten tersebut. Imbasanya perusahaan akan sulit untuk berkembang dan berekspansi ke bisnis lain.

4. Perusahaan memiliki potensi pertumbuhan yang besar 

Saham undervalue juga bisa terjadi ketika investor tidak memahami potensi pertumbuhan perusahaan atau tidak yakin dengan prospek masa depannya, sehingga harga saham menjadi tidak terlalu tinggi. Maka perlunya analisa mendalam (Fundamental) untuk mengetahui seluk beluk perusahaan dari dalam maupun luar bisnis itu sangatlah penting. 

5. Sentimen pasar yang negatif 

Terkadang, saham undervalue bisa terjadi karena sentimen pasar yang negatif terhadap perusahaan atau industri tertentu. meskipun kinerja perusahaan sebenarnya baik, Tapi sentimen yang muncul mengakibatkan harga saham menjadi merosot. Hal itu merupakan kabar baik jika kamu investor jangka panjang dan menjadi waktu untuk menyerok saham itu di harga bawah. Tapi perlu di ingat sebelum berinvestasi di suatu saham kamu perlu analisa saham secara mendalam, dan mengerti seluk belum emiten tersebut.

6. Margin yang meningkat 

Jika perusahaan berhasil meningkatkan marginnya, maka saham tersebut bisa dikatakan akan menjadi undervalue. Hal itu di dasari dari pola margin yang terus meningkat setiap tahunya. Bila perusahaan memiliki keuntungan yang selalu konsisten dan harga sahamnya tidak terlalu bergerak volatilitas. Maka saham tersebut berpotensi menjadi saham-saham undervalue dan sewaktu-waktu dapat naik tajam.

Penutup

Perlu diingat bahwa menentukan apakah suatu saham undervalue atau tidak melibatkan analisis yang lebih mendalam dan bukan hanya berdasarkan ciri-ciri di atas saja. Oleh karena itu, penting bagi investor untuk melakukan analisis fundamental yang lebih terperinci sebelum melakukan investasi di saham-saham tertentu. Nah itu tadi pembahasan mengenai pengertian dan ciri saham undervalue.

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak